Intisari Tausyiah Bengkel Hati

Setelah beberapa kali mencermati tausyiah “Bengkel Hati” dari Ustad mas Dhanu, saya coba tuliskan intisari dari materi tausyiah dari Ustad mas Dhanu. Rigkasan Siraman Qolbu Bengkel Hati di Televisi Pendidikan Indonesia setiap hari Minggu Jam 04:30 - 06:00 WIB dan hari Senin Jam 04.30 - 05.30 WIB.
Untuk pertanyaan silakankunjungi web Mas Dhanu

Minggu, 22 November 2009

Tokek untuk Obat AIDS: Perburuannya Mengkhawatirkan

Tokek untuk Obat AIDS: Perburuannya Mengkhawatirkan Tokek untuk Obat
AIDS: Perburuannya Mengkhawatirkan Tokek untuk Obat AIDS: Perburuannya
Mengkhawatirkan
Berhubung ada teman yg mengoleksi tokek.. bahkan katanya ampe bisa
dijual jutaan...
jadi aneh juga.. kok tokek jelek serem gitu bisa mahal harganya...?
katanya sih sekarang sedang ada penelitian Tokek buat obat AIDS... Benarkah ?

KESRA-- 30 SEPTEMBER: Maraknya perburuan binatang sejenis cicak atau
tokek di Kabupaten Lebak, Banten, yang dikabarkan bisa menyembuhkan
penyakit HIV/AIDS dan tumor ditanggapi serius masyarakat.

"Saat ini warga beramai-ramai mencari tokek di perumahan maupun di
pohon besar yang ada di kawasan hutan," kata Didi (45) warga
Cikatomas, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, Rabu.

Ia mengatakan, perburuan tokek di Kabupaten Lebak semakin ramai karena
nilai jual seekor tokek bisa mencapai jutaan rupiah.

Apabila warga menemukan tokek seberat 4 ons bisa dijual Rp5 juta,
bahkan jika di atas 6 ons akan mendapatkan uang puluhan juta rupiah.

Saat ini, kata dia, harga satwa tokek yang menggiurkan itu tentu kini
marak warga melakukan perburuan.

Perburuan dilakukan pada malam hingga dinihari karena binatang itu
beraktivitas di malam hari. "Kalau siang binatang tokek itu tidur dan
tidak beraktivitas," katanya.

Menurut dia, tokek hasil perburuan itu mereka jual ke penampung di
daerah Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat.

Setiap pekan, ujar dia, warga menemukan tokek seberat 3-5 ons dengan
harga jutaan rupiah.

Begitu pula, Adi (30) warga Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengatakan pihaknya saat ini telah
membudidayakan binatang tokek karena nilai jualnya mencapai jutaan
rupiah.

"Kami membudidayakan tokek ini hanya membesarkan saja karena tokek
yang didapati dari perburuan warga dengan berat antara dua sampai tiga
ons," katanya.

Dia menyebutkan, apabila tokek itu beratnya sudah mencapai di atas
empat ons maka ditampung pembeli dari Jakarta.

Selanjutnya, pembeli dari Jakarta itu juga menampung tokek dari
berbagai daerah untuk diekspor ke luar negeri sebagai penyembuh obat
HIV/AIDS dan anti tumor.

Binatang tokek itu bisa menyembuhkan penyakit AIDS yang katanya
terletak pada lidahnya. Tokek juga digunakan dalam pengobatan
tradisional China atau traditional Chinese medicine (TCM) memiliki
efek anti-tumor.

"Saat ini banyak warga melakukan perburuan tokek karena nilai jualnya
cukup menggiurkan," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Nurly Edlinar,
mengimbau masyarakat jangan melakukan perburuan satwa tokek karena
dapat merusak ekosistem habitat lingkungan.

Meskipun, satwa tokek tersebut tidak termasuk binatang yang dilindungi
pemerintah, tetapi manfaatnya bagi lingkungan sangat besar, seperti
mamakan berbagai jenis nyamuk termasuk nyamuk aedes aegefty sebagai
pembawa maut demam berdarah (DBD).

"Setiap tahun tingginya penderita DBD disebabkan berkurangnya tokek.
Bahkan di Rangkasbitung satwa tokek sudah langka dan tidak terdengar
lagi bunyi tokek di malam hari," ujarnya. (roh)

Sumber : http://www.menkokesra.go.id/content/view/12812/39/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar